Membaca buku dengan jumlah tertentu sepanjang tahun masuk dalam daftar resolusi kita. Membaca jadi hal yang mewah—bukan hanya karena harga buku yang terus melonjak, namun juga prioritas (atau keseruan lain?) yang membuat membaca buku melorot ke urutan kesekian.

Perubahan Pola Baca

Di era internet, kegiatan sederhana seperti membaca justru menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan.  Salah satunya adalah dengan kemajuan teknologi. Teknologi bukan hanya memudahkan hidup, namun juga mengubah cara kita membaca.

Maryanne Wolf, penulis buku Proust and the Squid: The Story and Science of the Reading Brain menjelaskan, “Sebelum era internet, otak kita terbiasa membaca dengan cara linear. Satu halaman ke halaman berikutnya, demikian seterusnya. Sekalipun ada tabel atau ilustrasi, kehadirannya tidak terlalu banyak memberikan distraksi. Membaca buku (cetak) membuat kita sanggup mengingat poin-poin penting dari suatu buku, semisal di halaman atau bab berapa ketika tokoh kesayangan kita mati. Akan tetapi setelah kehadiran internet yang padat akan informasi, tautan, video, suara dan kegiatan interaktif membuat otak kita terbiasa menciptakan “jalan pintas” dengan melakukan pemindaian cepat dan menangkap kata-kata yang dianggap kunci.”

Tidak heran bila akhirnya otak kita terbiasa membaca secara ringkas—dan kita kehilangan kenikmatan membaca teks seperti dahulu. Akan tetapi, Wolf juga menambahkan, “Otak kita memiliki kemampuan untuk beradaptasi secara konstan. Kembali ke kebiasaan membaca buku (cetak) secara lambat memang sulit di tiga hari pertama, akan tetapi di akhir minggu kedua, otak kita mulai terbiasa dan kita kembali bisa menikmati dan menyelesaikan buku yang kita baca.”

Mulai Dari Mana?

Setiap pembaca memiliki “tahun tema” sendiri bagi buku-buku yang ingin dibacanya. Apakah biografi,sastra dunia, buku-buku bertema filsafat, fesyen, bacaan seputar teknik pekerjaan—atau memilih buku berdasarkan penulis yang disukai. Misalnya, selama bulan Januari kita memilih buku-buku dengan tema perempuan, kemudian di bulan Februari kita menandainya sebagai bulan baca untuk karya-karya Pramoedya, dan seterusnya. Cobalah secara kreatif membuat kategori sendiri dan bagikan dengan lingkaran terdekat untuk saling memantau perkembangan dan komitmen baca masing-masing. Untuk menjaga disiplin baca (dan tidak langsung lompat ke buku lain), hindari kebiasaan menumpuk buku, sampai buku yang sedang kita baca benar-benar jelang selesai. Tuliskan resensi singkat mengenai buku yang kita baca melalui blog, Goodreads atau media sosial untuk membantu kita bukan hanya mengingat apa yang sudah dibaca—namun juga menulis secara komprehensif.

Selamat (kembali) membaca. (Kanakata Creative)

Need Help?