Milenial, sebagai generasi terbesar saat ini, merupakan calon klien dan target pasar yang tidak bisa diabaikan. Kehadiran mereka pada era perkembangan dunia digital yang sangat cepat, menjadikan mereka sebagai generasi pelanggan yang tidak mudah ditaklukkan. Sama dengan perkembangan teknologi yang cepat sekali perubahannya, kebutuhan dan minat mereka pun juga ikut berubah. Mereka adalah penentu apakah akan menggunakan jasa atau produk Anda.

Penting bagi penyedia jasa atau produk untuk bisa mengirim pesan yang jelas, berarti, dan sesuai dengan keinginan mereka. Gunakan bahasa yang sama agar terjalin relasi yang lebih erat, sehingga pada akhirnya mereka akan menggunakan jasa atau produk Anda. Chelsea Krost, CEO Chelsea Production LLC, menyarankan 5 hal ini agar konten Anda merasuk di jiwa kaum milenial.

1. Gunakan Data

Tren marketing di dunia digital selalu bergerak, berubah. Jadi pastikan Anda memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dan lakukan pendekatan yang sesuai.

Mengabaikan data adalah kesalahan terbesar ketika berhadapan dengan kaum milenial. Data merupakan kendaraan paling efektif untuk mencapai target pelanggan Anda. Mulailah dengan membuat jadwal topik yang disukai oleh pelanggan, sebarkan di seluruh platform digital yang Anda miliki.

2. Membangun Brand Anda

Tonjolkan kelebihan perusahaan Anda dan konsistenlah terhadap pesan atau visi tersebut. Milenial adalah generasi yang skeptis, jadi mereka bisa merasakan jika pesan Anda itu inkonsisten atau bohong, mereka tidak merasa terhubung dengan merek Anda – selesai. Suarakan nilai-nilai brand Anda melalui media sosial dan sebisa mungkin jalin komunikasi dan engagement dengan mereka dengan menjawab atau menanggapi pernyataan dan pertanyaan mereka. Suara Anda bisa berupa apa saja, dari peluncuran produk baru, kampanye, mengumumkan hasil survei terbaru, promosi untuk mendownload aplikasi, menciptakan keseruan di sekitar acara. Yang terpenting adalah membangun relasi dengan konsumen.

3. Pertimbangkan Frekuensi

Milenial benci dibombardir informasi yang tidak sesuai dengan minat dan keinginan mereka. Pikirkan kualitas dibandingkan kuantitas. Pahami perilaku pengguna melalui metric konten akan memberikan Anda ide solid apa yang disukai oleh pengunjung. Pastikan untuk menelusuri page views, unique visitors, waktu rata-rata yang dihabiskan dalam satu halaman, bounce rate, likes, mentions, dan shares. Berikan konten yang disukai oleh pelanggan, maka mereka akan kembali lagi kepada Anda.

4. Jangan ‘Jualan’

Milenial tidak suka gaya iklan tradisional. Sebisa mungkin, jangan beriklan, melainkah banyak berceritalah. Jujurlah pada pesan yang ingin disampaikan. Otentik adalah keharusan jika akan melakukan pemasaran ke milenial. Daripada jualan, pikirkan bagaimana Anda dapat menyediakan nilai kepada pengikut Anda dan meningkatkan relasi. Pastikan nilai-nilai yang sesuai dengan milenial tampak pada brand, layanan, atau produk Anda.

5. Pesan Tepat Sasaran

Tidak ada yang membuat milenial ilfeel selain pesan panjang atau yang tidak tepat sasaran. Adalah suatu seni bisa menggaet seseorang hanya dalam 140 karakter. Pelajari keywords yang dimasukkan pada caption agar kesan Anda langsung diperhitungkan. Pastikan konten Anda secara visual menarik dan jelas. Sebagai perbandingannya, bayangkan camilan sekali gigit yang bisa dengan mudah dibagi dan disukai banyak orang. Buatlah konten yang singkat, padat, mudah diakses pada perangkat apa saja, dan tentu disukai kaum milenial.

Millenial merupakan generasi yang beda sama sekali dengan sebelumnya. Minat dan hasrat mereka selalu berubah sesuai dengan perkembangan teknologi. Namun satu hal yang pasti: mereka tahu apa yang mereka inginkan dan apa yang penting bagi mereka. Mereka menghargai jujur pada diri sendiri dan mereka mengharapkan kejelasan yang sama para merek yang mereka dukung. (Kanakata Creative)

Foto: Design by Freepik

Need Help?