Buku Fiksi Juga Butuh Riset

  • date October 11 2022

Kisah-kisah hebat cenderung berakar pada beberapa peristiwa dan kondisi dunia nyata. Untuk dapat menangkap elemen-elemen dunia nyata ini tentu saja membutuhkan riset yang mandalam. Cerita yang didukung dengan riset mumpuni bukan hanya menambah wawasan pembaca, namun terlebih kita yang melakukan riset—sekalipun ini cerita fiksi. Bagaimana caranya?

 

Berdasarkan Pengalaman Anda Sendiri

Mungkin ada sering mendengar kalimat, "Tulis apa yang Anda ketahui"  Menambang pengalaman pribadi untuk mendapatkan informasi dan inspirasi dapat membantu memulai sebuah cerita. Misalnya, bagaimana kita menggambarkan bagaimana cuaca di kota asal kita selama waktu tertentu dalam setahun. Ini adalah jenis detail yang memungkinkan seorang penulis dapat menunjukkan kepada pembaca ceritanya, daripada hanya memberi tahu mereka serangkaian detail.

Beberapa aspek lain dari hidup juga berpotensi menjadi materi cerita yang baik, misalnya pengalaman jatuh cinta saat remaja, pengalaman traumatis dari masa lalu, penyesalan di masa lalu, momen yang paling menyedihkan, atau sebaliknya sangat membahagiakan. Apa rahasia terdalam yang kita paling takut bicarakan? Bagaimana bila kita mencoba menguraikannya dalam bentuk fiksi? Banyak cerita—mulai dari esai penulisan kreatif hingga  buku terlaris di dunia ditulis dari pengalaman pribadi. Tentu saja tidak berarti bahwa semua cerita itu harus murni berdasarkan fakta. Kita selalu dapat memoles pengalaman tersebut untuk membuat cerita tampak lebih menarik atau membuat karakter terlihat lebih dinamis.

 

Bila Tidak Memiliki Pengalaman Langsung

Meskipun pengalaman langsung dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam proses riset seorang penulis, sebagian besar penulis buku laris tidak mungkin mengalami seluruh subjek yang mereka tulis. Neil Gaiman tidak memiliki kekuatan supernatural, tetapi ia menampilkannya di Stardust dan American Gods. Atau bagaimana Mieko Kawakami menggambarkan tentang pengalaman batin anak  bayi tabung dalam novelnya Breats and Eggs?

Jadi bagaimana cara melakukan riset tanpa memiliki pengalaman langsung? Mulailah dengan pertanyaan: “Apa yang ingin saya ketahui?” Cara tersebut akan memantik semangat kita untuk belajar lebih banyak tentang hal-hal yang tidak kita ketahui. Kemudian mulailah langkah-langkah berikut:

 

- Banyak Membaca. Tahap awal penelitian umumnya eksplorasi dan melibatkan membaca apa pun yang menarik minat kita. Saat masuk lebih dalam, kita akan mulai mengajukan pertanyaan tentang lokasi, sejarah, atau skenario tertentu yang melibatkan materi riset kita. Pada titik ini, minat kita tidak hanya akan memandu pilihan materi, tetapi juga akan membantu kita dalam menyusun novel. Buat catatan, catat nomor halaman, dan kutip sumber yang kita teliti. Surat kabar, majalah, blog, mesin pencari online, dan perpustakaan adalah sumber yang bagus dalam upaya ini. Street View di Google Maps dapat menjadi alat yang berguna untuk penelitian geografis. Kita juga dapat melakuan riset dengan menonton film dokumenter dan dengarkan podcast terkait hal yang hendak kita tulis.

- Bertemu dengan banyak orang. Meskipun membaca adalah alat penelitian yang sangat berharga, berbicara kepada orang-orang tentang hasrat mereka dapat menawarkan perspektif yang tidak akan kita temukan di buku. Bertemu orang secara langsung juga dapat menginspirasi ide untuk karakter dalam novel kita.

-  Eksplorasi Tempat. Kunjungi lokasi yang belum kita kunjungi sebelumnya— baik tempat sebenarnya dari latar yang kita pilih atau sekadar tempat yang menurut kita menarik. Saat pertama kali tiba di lokasi, jangan merekam atau memotret atau menuliskan apa pun, cukup luangkan waktu untuk mencerapnya. Perhatikan hal-hal yang paling mengejutkan. Ingatlah untuk memasukkan detail sensorik—seperti apa rasanya, bau, dan suaranya.

- Ikuti Minat. Buku yang kita tulis harus memancarkan minat kita sebagai penulisnya. Benamkan diri dalam buku, televisi, film, dan apa pun yang menginspirasi kita. Percayai selera kita sendiri. Kita akan bekerja dengan subyek ini untuk waktu yang lama, jadi pilihlah hal-hal yang cukup menarik untuk menopang kita selama masa penulisan.

 

Cara Melakukan Riset Saat Menulis

Sebagian besar penulis memulai penelitian mereka jauh sebelum mereka menulis satu kata, tetapi terus berlanjut selama proses penulisan termasuk garis besar, draf pertama, dan bahkan melalui sentuhan akhir pada draf. Tentu saja akan ada saatnya ketika penulis merasa proses penelitian awal mereka telah menghasilkan informasi yang cukup dan penulisan dapat segera dimulai.

Penulisan novel menghabiskan banyak waktu, dan melibatkan pengeluaran sumber daya pribadi yang besar. Jangan menganggap penelitian sebagai pemborosan waktu yang berharga, melainkan sebagai investasi dalam karya kreatif kita. Riset buku secara menyeluruh (menggunakan sumber yang dapat dipercaya) memang akan memakan banyak waktu, tetapi akan terbayar ketika kita  mulai membuat draf. Selamat merancang riset! (Kanakata Creative)

Send Message

location

GED 88, Tower A Level 38, Kota Kasablanca Jl. Casablanca Raya, Kav. 88, Jakarta 12870

email

marketing@kanakata.co

×