Salah satu masalah terbesar dari penerjemahan adalah bagaimana mengalihbahasakan teks sumber menjadi teks yang bukan hanya bisa dibaca, tapi juga bisa dinikmati secara wajar, tanpa harus kehilangan arti (meaning) atau esensi ketika sudah diterjemahkan. Setiap tahunnya, tidak terhitung jumlah naskah yang dibeli hak terjemahannya oleh penerbit di Tanah Air.

Dalam menerjemahkan, seorang penerjemah perlu mempertimbangkan beberapa unsur seperti estetika dan kewajaran. Dalam hal ini, penerjemah perlu paham dan sadar akan konteks budaya—baik dalam konteks budaya sumber maupun budaya sasaran. Tidak mengherankan apabila penerjemah akan menggunakan pendekatan semantis, di mana ia akan memperhitungkan dan memperhatikan unsur estetika dari teks bahasa sumber. Seorang penerjemah juga diharapkan memiliki kemampuan analisa yang baik, sehingga walaupun pendekatan yang dipakai adalah semantis, tidak ada ide atau gagasan yang hilang dalam proses penerjemahan tersebut. Bukan hanya menerjemahkan, penerjemah juga harus mampu menyunting hasil terjemahannya agar tetap terkait, terpadu dan dapat dimegerti dengan baik oleh pembacanya.

Oleh karena itu, dalam menerjemahkan suatu teks, ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh seorang penerjemah, antara lain:

• Menguasai bahasa sumber dengan baik, sehingga proses penerjemahan dapat berjalan dengan baik dan naskah sumber dapat dialihbahasakan dengan baik. Dalam hal ini, penerjemah juga harus mnguasai bahasa penerima, dari kosa kata, tata bahasa sampai istilah-istilah yang dipergunakan.
• Untuk menjadi penerjemah yang baik, seorang penerjemah harus terus-menerus meningkatkan wawasan—terutama di bidang yang ia terjemahkan—agar teks, padanan kata dan idiom yang dapat diterjemahkan dengan tepat.

Anda kesulitan menerjemahkan suatu naskah atau perusahaan Anda memiliki dokumen yang membutuhkan jasa penerjemahan ke beberapa bahasa? Silahkan hubungi kami di marketing@kanakata.co

(Kanakata Creative)