Selain para pemainnya yang eye candy, tentu saja kekuatan drakor yang telah membuat kita susah mengalihkan perhatian dari layar adalah kekuatan ceritanya.
Apapun genre-nya, baik romantis komedi, aksi laga, fiksi sejarah sampai fantasi—semua digarap dengan serius. Untuk durasi misalnya, 1 episode memakan waktu 1-1,5 jam dan satu musim tayang berlangsung selama 16 episode. Bandingkan dengan serial barat, misalnya saja Grey’s Anatomy atau NCIS yang sudah masuk belasan musim tayang sehingga membuat kita “hampir” lupa tentang drama yang sedang kita tonton.
Unsur-unsur dalam suatu drama juga sangat dijaga dalam drakor. Dalam tangan para penulis naskah drakor, peristiwa hidup yang biasa-biasa saja, bisa jadi istimewa. Reaksi psikologis dari sifat manusia—seperti sedih, bahagia, marah, kekecewaan yang mendalam diapresiasi dan diekspresikan sehingga sebagai penonton kita merasa related dengan kehidupan para tokoh-tokoh yang diperankan.
Salah satu penulis naskah drama Korea yang terkenal adalah Lee Woo Jung dan telah menulis Reply Series Prison Playbook dan yang baru-baru hits juga, Hospital Playlist. Kanal Youtube The Swoon, membuat analisis mengapa karya-karya Lee woo Jung begitu populer dan lekat di hati: Pertama, kisah yang diangkat bukan kisah kompleks besar yang membuat frustrasi penonton, melainkan kisah sehari-hari yang “nyambung” dengan penonton. Guyon sehari-hari, konflik dengan orang tercinta, persahabatan, keluarga, perjalanan cinta sampai rangkaian kalimat epik yang selama ini tidak pernah kita pikirkan. Lee woo Jung nggak segan menunjukkan berbagai kedalaman emosi manusia dengan sangat detail—sampai emosi yang terburuk sekali pun.
Menurut Danny Yatim, pengajar dan psikolog, drakor memiliki kualitas yang berbeda dengan sinetron. Alur cerita bisa sama-sama sentimental dengan kisah cinta segitiga, tetapi karakternya dikembangkan dengan baik dan tidak hitam-putih. Mereka tahu bagaimana membangkitkan emosi dan memanaskan rasa ingin tahu kita sampai serial tersebut berakhir. Resep sukses drakor lainnya? Lee Soo-man, pendiri industri hiburan Korea terbesar, SM Entertainment, menyebutkan “untuk menjadi sukses, butuh dua faktor. Yang satu adalah keunikan dan yang lainnya adalah universalitas.” Dua hal itu yang akhirnya membuat drakor menemukan jalannya ke hati pemirsa dunia. (Kanakata Creative)
