Dalam bukunya yang terkenal tahun 1859, The Origin of Species Charles Darwin pernah menyebutkan tentang “adapt or die” walau ia merujuk kepada spesies yang beradaptasi paling baik yang akan memiliki peluang untuk bertahan hidup, rasanya ini bisa juga diterapkan pada dunia bisnis. Ketika kita bicara tentang digital—hal ini bukan lagi soal “masa depan” atau future economy, melainkan saat ini.
Digital Marketing, menurut Cici Suciati dari Goodvibe, tidak jauh berbeda dengan pemasaran biasa, hanya saja menggunakan medium digital. Misalnya, ketika dulu sebuah toko berjualan dengan memasang produk-produk yang dijual pada etalase, hal yang sama juga tetap berlaku sekarang. Bedanya, barang-barang tersebut bukan lagi barang fisik, melainkan foto yang dipajang di website, aplikasi, media sosial dan menggunakan kekuatan penulisan yang baik, informatif sekaligus atraktif. Di tengah banyaknya “tools”, Cici menambahkan bahwa tidak semua bisnis harus memiliki semuanya. Misalnya, untuk website, diperlukan oleh bisnis yang membutuhkan penjelasan yang mendetail soal servis. Sementara untuk bisnis makanan? Mungkin cukup mengandalkan kekuatan media sosial—dengan memamerkan foto-foto yang menarik, sampai testimoni pelanggan.
Cici juga menekankan tentang pentingnya konsistensi—terutama dalam membuat konten marketing. Untuk stand out, sebagai pelaku bisnis, dibutuhkan juga kejelian untuk membaca pasar (apa yang sedang tren), dan kreativitas untuk terus melakukan inovasi.
Lantas bagaimana dengan memakai jasa endorser apakah cukup efektif? Simak detailnya di podcast Kanakata Creative berikut ini:
Episode baru podcast “Kanakata Creative” hadir setiap awal minggu, menghadirkan pembicaraan seputar dunia kreatif, seni dan inspirasi, bisnis juga gaya hidup yang dipandu oleh founders Kanakata Creative dengan menghadirkan berbagai narasumber dan praktisi yang kompeten di bidang mereka. Jangan lupa follow akun Instagram @KanakataCreative untuk mendapat informasi seputar konten dan layanan kreatif kami.
